Senin, 13 Oktober 2014

ANGKATAN '45

Periodisasi Sastra (Angkatan '45)

PERIODISASI SASTRA

1.    Zaman Sastra Melayu Lama
Zaman ini melahirkan karya sastra berupa mantra, syair, pantun, hikayat, dongeng, dan bentuk yang lain.
2.    Zaman Peralihan
Zaman ini dikenal tokoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap bercorak baru karena tidak lagi berisi tentang istana danraja-raja, tetapi tentang kehidupan manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah (otobiografi), Syair Perihal Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah. Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan bahasa Melayu yang kearab-araban.
3. Zaman Sastra Indonesia
a.  Angkatan Balai Pustaka (Angkatan 20-an)
b.  Angkatan Pujangga Baru (Angkatan 30-an)
c.  Angkatan ’45
d. Angkatan ’66

Pengertian

Periodisasi sastra adalah pembabakan waktu terhadap perkembangan sastra yang ditandai dengan ciri-ciri tertentu. Maksudnya tiap babak waktu (periode) memiliki ciri tertentu yang berbeda dengan periode
lain.
Periodisasi sastra, selain berdasarkan tahun kemunculan, juga berdasarkan ciri-ciri sastra yang dikaitkan dengan situasi sosial, serta pandangan dan pemikiran pengarang terhadap masalah yang dijadikan objek karya kreatifnya.
 Ada banyak periodisasi sastra yang disusun oleh para kritikus, antara lain oleh:
  1. HB. Jassin
  2. Ajip Rosidi
  3.  A. Teeuw
  4. Rahmat Djoko Pradopo       

Yang saya tulis disiini adalah Periodisasi Sastra menurut HB. Jassin. (HB. Jassin , kritikus Indonesia) pada angkatan 1945.
Angkatan ’45 merupakan angkatan yang lahir pada masa sebelum dan awal kemerdekaan, Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan ‘45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik – idealistik. Sehingga karya sastra angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan. Angkatan ini memiliki konsep seni yang diberi judul “Surat Kepercayaan Gelanggang”. Konsep ini menyatakan bahwa mereka ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani. Penulis yang termasuk angkatan ’45 adalah Chairil Anwar, Asrul Sani, Idrus, Achdiat K. Mihardja, dan masih banyak penulis lainnya. Karya sastra yang dihasilkan oleh angkatan ini diantaranya yang terkenal adalah Kerikil Tajam, Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, Atheis, dan banyak lainnya.
Angkatan ’45 lahir dalam suasana lingkungan yang sangat prihatin dan serba keras, yaitu lingkungan fasisme Jepang dan dilanjutkan peperangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Ciri-ciri Angkatan ’45 adalah:
§   Terbuka
§   Pengaruh unsur sastra asing lebih luas
§   Corak isi lebih realis, naturalis
§   Individualisme sastrawan lebih menonjol, dinamis, dan kritis
§   Penghematan kata dalam karya
§   Ekspresif
§   Sinisme dan sarkasme
§   Karangan prosa berkurang, puisi berkembang

Chairil Anwar , sastrawan Angkatan ‘45

Contoh sastra pada masa Angkatan ’45:
§   Tiga Menguak Takdir (Chairil Anwar-Asrul Sani-Rivai Apin)
§   Deru Campur Debu (Chairil Anwar)
§   Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (Chairil Anwar)
§   Pembebasan Pertama (Amal Hamzah)
§   Kata Hati dan Perbuatan (Trisno Sumarjo)
§   Tandus (S. Rukiah)
§   Puntung Berasap (Usmar Ismail)
§   Suara (Toto Sudarto Bakhtiar)
§   Surat Kertas Hijau (Sitor Situmorang)
§   Dalam Sajak (Sitor Situmorang)
§   Rekaman Tujuh Daerah (Mh. Rustandi Kartakusumah)
Ciri umumnya adalah :
1.    bentuk prosa maupun puisinya lebih bebas,
2.    prosanya bercorak realisme,
3.    puisinya bercorak ekspresionisme,
4.    tema dan setting yang menonjol adalah revolusi,
5.    lebih mementingkan isi daripada keindahan bahasa, dan
6.    jarang menghasilkan roman seperti angkatan sebelumnya.
Tokohnya :
1.    Chairil Anwar (kumpulan puisi Deru Capur Debu,
2.    kumpulan puisi bersama Rivai Apin dan Asrul Sani Tiga Menguak Takdir),
3.    Achdiat Kartamiharja (novel Atheis),
4.    Idrus (novel Surabaya, Aki),
5.    Mochtar Lubis (kumpulan drama Sedih dan Gembira),
6.    Pramduya Ananta Toer (novel Keluarga Gerilya),
7.    Utuy Tatang Sontani (novel sejarah Tambera)

Penulis dan karya sastra Angkatan ‘45 :




    Simpulan
  1. Angkatan ’45 merupakan angkatan yang lahir pada masa sebelum dan awal kemerdekaan, Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan ‘45.
  2. Karya sastra angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan. Angkatan ini memiliki konsep seni yang diberi judul “Surat Kepercayaan Gelanggang”. Konsep ini menyatakan bahwa mereka ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani.
  3. Penulis yang termasuk angkatan ’45 adalah Chairil Anwar, Asrul Sani, Idrus, Achdiat K. Mihardja, dan masih banyak penulis lainnya. Karya sastra yang dihasilkan oleh angkatan ini diantaranya yang terkenal adalah Kerikil Tajam, Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, Atheis, dan banyak lainnya
  4. Angkatan ’45 lahir dalam suasana lingkungan yang sangat prihatin dan serba keras, yaitu lingkungan fasisme Jepang dan dilanjutkan peperangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Jumat, 08 Agustus 2014

PUISI PERIODE PUJANGGA BARU

o Kata 
karya J.E Tengkeng

Sudah genap …
O kata
Dua patah,
Yang dikata dengan nyata,
Oleh badan payah patah.
Itu kata
Ada berita,
Terbesar dari sewarta,
Karna oleh kata nyata
Tuhan menang segala titah!
Karna kata,
Aku serta
Oleh Allah diberi harta
Selamat alam semesta

Ku Cari Jawab 
 karya J.E Tengkeng

Di mata air, di dasar kolam,
Kucari jawab teka-teki 'alam.

Di kawan awan kian kemari,
di situ juga jawabnya kucari.

Di warna bunga yang kembang.
Kubaca jawab, penghilang bimbang,

Kepada gunung penjaga waktu.
kutanya jawab kebenaran tentu,

Pada bintang lahir semula,
Kutangis jawab teka-teki Allah.

Ke dalam hati, jiwa sendiri,
Kuselam jawab! Tiada tercerai

Ya, Allah yang Maha - dalam,
Berikan jawab teka-teki alam.

0, Tuhan yang Maha - tinggi,
Kunanti jawab petang dan pagi'

Hatiku haus 'kan kebenaran,
Berikan jawab di hatiku sekarang



Senin, 10 Maret 2014

CERPEN

Kesalahpahaman
    Beberapa orang bergerombol di sekolah,mereka terdiri dari orang tua dan anak , ada juga kakak beradik . masing-masing dari mereka tengah menemani anak ataupun adik mereka untuk mendaftar program  penerimaan siswa baru disebuah SM A
  Rani :  “ Ran ,sudah kamu bawa semuanya kan ? “
  Reni  : “  Loh , kan kakak yang menyiapkan semuanya “  ( berpaling melihat kakaknya )
  Rani : “ Oh iya , kakak lupa ! “ ( membuka tas dan meneliti barang yang dibawanya )
  Reni : “ Yah mulai lagi deh sifat lupanya “
  Rani : “ Kamu itu ,( mencubit pipi Reni ) selalu aja ngejek kakak ! ”
Tiba –tiba terdengar sebuah pengumuman 
   “Bagi calon siswa baru bernama Reni Agatha untuk bisa datang ke ruang Tata Usaha “
  Reni : “ Loh ,kok aku dipanggil sih kak ? “ (menunjuk ke speaker sumber suara )
Reni dan Rena pun berjalan ke ruang Tata Usaha ,Sesampainya disana mereka lantas bertanya pada petugas disana.
  Rani : “Maaf Pak , kenapa adik saya dipanggil ? “
  Petugas TU : “ Begini mbak,disini ada kekeliruan penulisan yang dilakukan oleh Reni ,adik        mbak “   ( menunjukkan formulir yang salah )
Rani mengambil formulir itu dan mendekat kearah Reni lalu memperhatikan formulir itu
  Reni : “Kenapa kak ? ( menoleh kearah kakanya )
  Rani : “ Ini ,kamu salah tulis formulir “ (menyerahkan formulir kepada Reni)
  Reni : “ Oh “ ( melihat dan membaca formulir ) ,
             “Eh , ini punya siapa ? “
  Rani : “ Sini kakak lihat “ (mengambil formulir dari tangan Reni )
Terdengar suara langkah kaki ke arah Rani dan Reni
  Mawar: “ Maaf ,itu punya saya , ini formulir milik anda “ (menyerahkan formulir yang tertukar )
  Rani: “ Oh, ini “ (Rani mengangkat kepala lantas kaget )
        “KAMU ! “ (berseru sambil menunjuk kearah mawar )
      Mawar : “Rani ! “
       Rani : “Kenapa kamu disini ! “ ( bertanya dengan suara lantang )
       Mawar : “ Tentu saja mengantar adikku Melati yang akan bersekolang disini “ ( menunjuk melati yang berdiri tak jauh dari Reni )
       Rani : “ Ini formulirmu “ (menjatuhkan formulir dan mengambil formulir Reni yang asli )
                  “ Reni ayo kita pulang ! “ ( menyeret tangan Reni )
Rani dan Ranipun pergi meninggalkan Mawar dan Melati.
      Melati : ” Kak, kenapa kakak itu marah sama Kakak ? ” ( menunjuk kearah Rani)
      Mawar : “ Nggak,nggak kenapa-napa kok “ (mengambil formulir yang sebelumnya dijatuhkan oleh Rani )
***
Rani duduk di sofa rumahnya disusul Reni yang masih berdiri
     Reni : “Kakak kenapa marah sama orang itu ? “
Rani tetap diam  sambil melipat tangan
    Reni : ” Kak ! jawab Reni ! “ ( sedikit berteriak)
    Rani: “Karena kakak benci”
     Reni: “Benci ? tapi kenapa”
     Rani:”Karena dia, salah karena keluarganya yang telah membuat keluarga kita bangkrut”(mendongak menatap Reni dan kembali bersikap dingin)
    Reni: “Bangkrut! Tapi kita kan tidak bangkrut kak”
    Rani:” Itu semua terjadi saat kamu masih berumur tiga tahun ,saat itu ayah Mawar yang telah merugikan perusahaan kita dengan membocorkan rahasia perusahaan sewhingga keluarga kita bangkrut”
    Reni:” lalu apa yang membuat kakak terlalu benci ?“
(Rani berdiri dan menatap adiknya)
    Rani:”Kamu tahu ? Papa meninggal karena perusahaan kita bangkrut ,dan terpaksa kakak bewrhenti beberapa tahun kuliah agar bisa bantu mama membangkitkan perusahaan kita lagi” (menitikan air mata).”Kakak dan mama berusaha sekuat tenaga ,bahkan kami sempat di hina karena itu dan penyebabnya adalah mereka,keluarga Mawar”
     Reni:”(memeluk Rani) Kak,apa yang bisa Reni lakukan untuk membalas dendam “
     Rani:”Kalahkan Melati dalam segala hal “
***
Pagi hari di sekolah ,murid-murid baru yang sedang masa orientasi siswa sedang berkumpul di lapangan dan tidak lama mereka bubar.
     Reni:”Hati-hati Shin (melambaikan tangan kepada Shinta yang sudah pergi dan Reni pun pergi juga)
BRUUUUKKKKKKK
     Mawar:”Aduh,maaf – maaf aku enggak sengaja”
     Reni :”Kamu lagi !(melihat wajah Melati) Nggak ayah ,nggak anak sama saja bikin orang lain susah !”(Reni pergi menuju kelas )
      Mawar : “ Apa maksudmu?” (menarik lengan reni)
      Reni :” tanya saja pada keluargamu “ (melepaskan tangan melati)
Reni pergi meninggalkan melati yang kebingungan setelah mendengar kata yang disampaikan oleh reni)
***
  Mawar : “eh, adik kakak sudah pulang “ (berjalan ke ruang tamu dan duduk)
Melati :  “ kak, jujur deh sama melati , apa yang terjadi antara keluarga kita dan keluarganya reni ? “ (melihat mata kakaknya )
Mawar terdiam lalu dia berdiri
Mawar : “ kakak mau ke dalam dulu, mau buat teh “ (berjalan perlahan ke dapur )
Melati : “ kakak (berteriak) jawab kakak! “
Mawar terdiam di tempat dan berbalik ke arah melati
Mawar : “ kamu tidak perlu tau, ini urusan orang dewasa ( berjalan lagi ke dapur )
Melati : “ aku tak akan seperti ini kalau dia tidak mengungkit soal bapak  “ (suaranya meningi )
Mawar : “ baik, kakak  akan menceritakan . sekarang kamu duduk dulu “
Mawar dan melati duduk di kursi
Mawar : “ sebenarnya, mereka salah paham sama kita mel. Mereka mengira bapak membongkar rahasia perusahaan , padahal bukan bapak! Itu adalah om ridwan , tapi bapak tidak mau mengungkapnya karena tahu om ridwan sedang susah saat itu
Melati : “ jadi, bapak tidak bersalah ? “
Mawar hanya mengangguk
Mawar : “ bahkan bapak membantu mereka dengan menjadi investor yang tak pernah mereka ketahui “
Melati : “ kak kita harus bersihkan nama baik bapak “
Mawar berdiri pergi ke kamar dan kembali lagi
Mawar : “ ini, ini adalah bukti jika bapak tidak bersalah “ (menunjukan bukti transaksi )
***
Pagi hari itu sepi , hanya ada beberapa orang yang berada di dalam kelas
Melati : “ ren “
Reni : “ kamu! Ngapain kamu di sini, ini kan bukan kelas mu! Pergi sana “ (tangannya menunjuk ke arah pintu )
Melati : “ baik aku akan pergi , tapi lihat ini dulu “ (memberikan bukti transaksi )
Reni : “ apa ini ? “ (nada suara kasar dan melihat kertas )
Melati : “ bukti transaksi kalau bapakku telah menjadi investor perusahaan kalian selama ini “
Reni : “ apa ?”
Melati : “ bapakku tidak bersalah , om ridwan yang bersalah “
Reni terdian sambil melihat bukti transaksi –  transaksi itu
Reni : “ kakak harus tau ini “
Melati : “ ya”
***

Reni dan Rani berada di sebuah cafe
Rani : “ tumben kamu bawa kakak kemari “
Reni : “ ada kejutan ( memejamkan mata) . itu mereka datang (menunjuk mawar dan melati)
Rani : “ kenapa ada mereka? “
Reni : “ ini kejutannya “
Melati : “ kak rani jangan marah dulu, aku dan reni akan menjelaskan “
Reni : “ benar kak, reni ingin menjelaskan sesuatu “ (mengeluarkan bukti transaksi dari dalam tasnya memperlihatkan ke kakaknya )
Rani : “ apa ini ? “
Melati : “ itu adalah bukti transaksi yang dilakukan oleh investor yang tidak dikenal dan iti adalah bapakku”
Reni : “ ayahnya tidak bersalah, itu hanya kersalah pahaman “
Rani : “ jadi kita salah sangka selama ini ?”
Reni : “Iya kak, “
Rani : “Mawar,Melati  aku mewakili keluargaku untuk meminta maaf atas kesalah pahaman ini “
Mawar : “ Iya,tak apa-apa,bagiku,semua ini tidaklah penting dibandingkan persahabatan diantara kita “ . ( Mawar tersenyum dan menjabat tangan Rani )



Jumat, 28 Februari 2014

CERPEN LUCU

Ibu dan Anak
Ada seorang ibu orang medan yang tengah mengatuk mau tidur
Lalu tiba-tiba anaknya bertanya: "Mak, Mamak udah pernah injak Jakarta?"
Si ibu menjawab "Udah nak"
Terus si anak bertanya lagi: "Kalau Bandung?"
Si ibu menjawab: "Udah anakku.."
Terus si anak bertanya lagi: "Kalau Jogjakarta udah?"
Si ibu menjawab: "Udah.."
Lalu si anak bertanya lagi: "Kalau Surabaya, Makassar, Papua, Aceh, Ponianak, Pekanbaru, Balikpapan, Manado, Kendari, Pangkal Pinang, Batam, Palangkaraya udah mak?"
Sambil menahan kantuk si ibu menjawab: "Tidurlah nak, tinggal mulutmu aja lagi yang belum mamak injak"


Si Jono
Iteung baru saja di terima sebagai guru bimbingan konseling di sebuah sekolah.

Suatu hari dia melihat si Jono berdiri sendirian di pinggir lapangan belakang sekolah, sementara ada murid yang lain sedang asyik bermain bola di tengah lapangan.

Karena merasa kasihan, Item mendekat dan menyapa dengan ramah. "Hai Jono, bolehkah Bu Guru menemani kamu?"

"Iya, boleh Bu", Jono menjawab. Tapi pandangan mata anak itu masih tertuju pada teman-temannya di tengah lapangan.

"Ah, anak ini kasihan sekali.. Pasti dia ingin ikut bermain", pikir Iteung.

Sebagai guru bimbingan konseling yang baik, Iteung ingin tahu masalah apa yang membuat Jono menyendiri seperti itu.

Item pun bertanya, "Kenapa kamu berdiri di sini sendirian, jono?"

Jono menjawab "Saya sedang jadi kiper, Bu."

Iteung.... @#$%?_&^(/???)^_^

NAIK LIFT
Icha adalah salah satu karyawan hotel berbintang lima di Surabaya. Suatu hari dia mendapat telepon dari Fitri, teman masa kecilnya dan merekapun terlarut dalam obrolan hangat. Setelah beberapa lama mengobrol, mereka mempunyai ide untuk bertatap muka secara langsung guna melepas kerinduan diantara mereka. Karena Icha sangat sibuk dengan pekerjaanya dan tak bis meninggalkannya sedetikpun, mereka memutuskan untuk bertemu di tempat Icha bekerja yaitu di hotel Saturnus lantai 10 blok 01.

Singkat cerita, Fitri menuju hotel Saturnus. Sesampainya di lantai satu, Fitri kembali menelepon Icha.

Fitri : Hallo... Cha... sekarang aku sudah berada di lantai satu, tolong jemput aku yach!

Icha : Kamu langsung naik aja ke lantai sepuluh, liftnya disebelah resepsionis.

Fitri : Aku gak berani naik sendirian, aku kan orang asing di hotel ini, entar aku dikira orang jahat lagi!. Jemput aku dong, please...

Icha : Ya... okelah!. Tunggu bentar, jangan kemana-mana!.

Setelah beberapa saat menunggu, batang hidung Icha muncul juga dan Icha mengajak temannya itu untuk naik ke lantai sepuluh.

Icha : Aku heran sama kamu sekarang!.

Fitri : Emang kenapa dengan aku Cha?.

Icha : Dulu, waktu di sekolah, kamu kan cewek paling pemberani diantara yang lain, sampai-sampai kamu dijuluki cewek superman. Kok sekarang mau nemui aku aja minta dijemput segala!.

Fitri : (sambil berbisik dan sedikit menahan tawa), Jujur aja Cha..., sebenarnya aku itu gak tau cara menggunakan lift...!.

Icha : Hah....!!!???

Senin, 24 Februari 2014

KARYA KARYA CHAIRIL ANWAR

LAGU BIASA
Di teras rumah makan kami kini berhadapan
Baru berkenalan. Cuma berpandangan
Sungguhpun samudra jiwa sudah selam berselam

Masih saja berpandangan
Dalm lakon pertama
Orkes meningkah dengan "Carmen" pula.

Ia mengerliang. Ia ketawa
Dan rumput kering terus menyala
Ia berkata. Suaranya nyaring tinggi
Darahku terhenti berlari

Ketika orkes memulai "Ave Maria"
Kuseret ia ke sana.....

                                          Maret 1943
Chairil Anwar – Sia-sia


Penghabisan kali itu kau datang

Membawa kembang berkarang

Mawar merah dan melati putih

Darah dan suci.

Kau tebarkan depanku

Serta pandang yang memastikan: Untukmu.
Sudah itu kita sama termangu

Saling bertanya: Apakah ini?

Cinta? Keduanya tak mengerti.


Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri.


Ah! Hatiku yang tak mau memberi

Mampus kau dikoyak-koyak sepi.


Chairil Anwar

Februari,1943

DERAI DERAI CEMARA

Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949
Karya Chairil Anwar



Senja Di Pelabuhan Kecil 

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

Karya : Chairil Anwar (1946)


DAFTAR SASTRAWAN INDONESIA

Penyair
·         Acep Syahril
·         Acep Zamzam Noor
·         Afrizal Malna
·         Alan Hogeland
·         Agam Wispi
·         Agus R. Sarjono
·         Ahmadun Yosi Herfanda
·         Amir Hamzah
·         Beni Setia
·         Binhad Nurrohmat
·         Cucuk Espe
·         D. Zawawi Imron
·         Djamil Suherman
·         Dorothea Rosa Herliany
·         Goenawan Mohammad
·         H.B. Jassin
·         Joebaar Ajoeb
·         Joko Pinurbo
·         Jose Rizal Manua
·         Mawie Ananta Jonie
·         Medy Loekito
·         Muhammad Rois Rinaldi
·         Mustofa Bisri
·         Nana Riskhi Susanti
·         Nirwan Dewanto
·         Putu Oka Sukanta
·         Remy Sylado
·         W.S. Rendra
·         Rivai Apin
·         Sam Haidy
·         Sapardi Djoko Damono
·         Sitor Situmorang
·         Sobron Aidit
·         Subagio Sastrowardoyo
·         Sutan Takdir Alisyahbana
·         Sutardji Calzoum Bachri
·         T. Wijaya
·         Taufiq Ismail
·         Toto ST. Radik
·         Udo Z. Karzi
·         Usmar Ismail
·         Utuy Tatang Sontani
·         Widji Thukul



Cerpenis
·         A.S. Laksana
·         Ahmadun Yosi Herfanda
·         Akmal Nasery Basral
·         Ali Akbar Navis
·         Armijn Pane
·         Cucuk Espe
·         Danarto
·         Eko Tunas
·         Hamka
·         Hamsad Rangkuti
·         Helvy Tiana Rosa
·         Korrie Layun Rampan
·         Kuntowijoyo
·         Leila S. Chudori
·         Palti R Tamba
·         Raudal Tanjung Banua
·         Seno Gumira Ajidarma




Novelis
·         Ahmad Fuadi
·         Akmal Nasery Basral
·         Andrea Hirata
·         Armijn Pane
·         A.S. Laksana
·         Asma Nadia
·         Ayu Utami
·         Budi Darma
·         Cucuk Espe
·         Dewi Lestari
·         Djamil Suherman
·         Gola Gong
·         Habiburrahman El Shirazy
·         Herlinatiens
·         Marah Rusli
·         Marga T
·         Mochtar Lubis
·         Motinggo Busye
·         Nasjah Djamin
·         Nh. Dini
·         Pramoedya Ananta Toer
·         Raditya Dika
·         Remy Silado
·         Selasih
·         Sobron Aidit
·         Suwarsih Djojopuspito
·         T. Wijaya
·         Titie Said
·         Titis Basino
·         Toha Mochtar
·         Umar Kayam
·         Y.B.Mangunwijaya




Kritikus/Eseis
·         Agus R. Sarjono
·         Abdul Hadi WM
·         Budi Darma
·         Cucuk Espe
·         Dami N. Toda
·         Emha Ainun Nadjib
·         Goenawan Mohamad
·         Jakob Sumardjo
·         Maman S. Mahayana
·         Nirwan Dewanto
·         Putu Wijaya
·         Soe Hok Gie




Lain-lain
·         A. Mustofa Bisri
·         A.A. Navis
·         A.S. Dharta
·         A.S. Laksana
·         Abas Sutan Pamuntjak Nan Sati
·         Abdul Hadi WM
·         Abdul Muis
·         Acep Syahril
·         Acep Zamzam Noor
·         Achdiat K. Mihardja
·         Adinegoro
·         Agus R. Sarjono
·         Ahmad Tohari
·         Ahmadun Yosi Herfanda
·         Ajip Rosidi
·         Akmal Nasery Basral
·         Ali Akbar Navis
·         Amir Hamzah
·         A.A. Pandji Tisna
·         Andrea Hirata
·         Aoh K. Hadimadja
·         Ari Setya Ardhi
·         Arifin C. Noer
·         Armijn Pane
·         Arswendo Atmowiloto
·         Asep S. Sambodja
·         Asma Nadia
·         Asrul Sani
·         Ayatrohaedi
·         Ayu Utami
·         Beni Setia
·         Binhad Nurrohmat
·         Bokor Hutasuhut
·         Bonari Nabonenar
·         Bondan Winarno
·         Budi Darma
·         Budi P. Hatees
·         Clara Ng
·         Cucuk Espe
·         D. Zawawi Imron
·         Dami N. Toda
·         Danarto
·         Darman Moenir
·         Darmanto Jatman
·         Dewi Lestari
·         Dian Hartati
·         Dina Oktaviani
·         Djamil Suherman
·         Djenar Maesa Ayu
·         Dorothea Rosa Herliany
·         Dyah Merta
·         Eka Budianta
·         Eka Kurniawan
·         Eko Tunas
·         Emha Ainun Nadjib
·         Emral Djamal Datuk Rajo Mudo
·         FX Rudi Gunawan
·         Gerson Poyk
·         Godi Suwarna
·         Goenawan Mohamad
·         Gola Gong
·         Gus tf Sakai
·         Habiburrahman El Shirazy
·         Hamka
·         Hamsad Rangkuti
·         Helvy Tiana Rosa
·         Hersri Setiawan
·         Ibnu Wahyudi
·         Idrus
·         Isbedy Stiawan ZS
·         Iswadi Pratama
·         Iwan Simatupang
·         Iyut Fitra
·         J.E. Tatengkeng
·         Jakob Sumardjo
·         Korrie Layun Rampan
·         Kuntowijoyo
·         Kwee Tek Hoay
·         Linus Suryadi AG
·         Maman S. Mahayana
·         Mansur Samin
·         Marah Roesli
·         Marga T
·         Marianne Katoppo
·         Medy Loekito
·         Mh. Rustandi Kartakusuma
·         Mochtar Lubis
·         Mohammad Diponegoro
·         Motinggo Busye
·         Nh. Dini
·         Nirwan Dewanto
·         Noorca M. Massardi
·         Nova Riyanti Yusuf
·         Nugroho Notosusanto
·         Nur Sutan Iskandar
·         Oyos Saroso HN
·         Palti R Tamba
·         Panji Utama
·         Piek Ardijanto Soeprijadi
·         Pramoedya Ananta Toer
·         Primadonna Angela
·         Putu Wijaya
·         Rachmat Djoko Pradopo
·         Radhar Panca Dahana
·         Ragdi F. Daye
·         Ramadhan K.H.
·         Ratih Kumala
·         Ratna Indraswari Ibrahim
·         Remy Sylado
·         Rieke Diah Pitaloka
·         Rosihan Anwar
·         Rusman Sutiasumarga
·         S. Yoga
·         Sanusi Pane
·         Sapardi Djoko Damono
·         Selasih/Seleguri
·         Seno Gumira Ajidarma
·         Sindhunata
·         Sitok Srengenge
·         Sitor Situmorang
·         SM Ardan
·         SN Ratmana
·         Sobron Aidit
·         Sosiawan Leak
·         Subagio Sastrowardoyo
·         Suman Hs
·         Suparto Brata
·         Sutan Takdir Alisjahbana
·         Sutardji Calzoum Bachri
·         Suwarsih Djojopuspito
·         T. Wijaya
·         Tajuddin Noor Gani
·         Taufiq Ismail
·         Timur Sinar Suprabana
·         Titie Said
·         Titis Basino
·         Toha Mochtar
·         Toto Sudarto Bachtiar
·         Trisno Sumardjo
·         Trisnojuwono
·         Triyanto Triwikromo
·         Tulis Sutan Sati
·         Udo Z. Karzi
·         Ugoran Prasad
·         Umar Junus
·         Umar Kayam
·         Umbu Landu Paranggi
·         Usmar Ismail
·         Utuy Tatang Sontani
·         W.S. Rendra
·         Widji Thukul
·         Wisran Hadi
·         Y. Wibowo
·         Yonathan Rahardjo
·         Yudhistira ANM Massardi
·         Zainal Afif
·         Zainuddin Tamir Koto